Selasa, 29 Maret 2016

SURAT EDARAN


YANG BARU TELAH DATANG



   
HALAMAN BARU DAN LEMBARAN YANG LAMA

Ketika saya mendengar seseorang mengeluh, “Hidup ini amat berat”, saya selalu terdorong untuk bertanya, “Dibanding dengan apa?” (Sydney J. Harris)

Memang tak dapat disangkal, hidup ini akan terasa lebih berat dari realitas yang kita alami jika kita menanggung tiga beban hidup sekaligus, yakni;
Pertama, beban yang sudah berlalu. Masa lalu adalah masa kini yang sebentar lagi akan berlalu. Sedangkan masa depan adalah masa yang belum pernah kita alami, masa yang kita tuju yang ditentukan dimasa kini. Setiap pribadi pasti punya pengalaman dimasa lalu; suka, duka, berhasil gagal, kecewa, bangga, marah, benci dll. Ketika kita terus-menerus mengabadikan sakit hati kita kepada orang lain, menangisi kebodohan kita dimasa lalu, menyesali keputusan yang kita buat berarti kita sedang memecahkan Kristal yang mengeras sehingga menjadi serpihan-serpihan tajam yang dapat melukai atau mencederai..

Kedua, beban masa sekarang. Beban pada masa sekarang haruslah dihadapi sekarang, jika tidak, akan menambah beban dimasa mendatang. Sungguh menyedihkan jika saat ini kita sedang menanam benih untuk beban dimasa mendatang. Namun seharusnya adalah; Krisis di masa mendatang, diatasi saat ini.

Ketiga; beban masa mendatang. Kita kwatir akan masa depan: bagaimana kalau sudah pensiun, tempat tinggal, mau tinggal dimana, anak-anak, kesehatan, keuangan dll.
Jika semua beban ini kita tanggung, kita pikul dalam waktu yang sama, betapa beratnya hidup ini. Ibarat seperti seseorang yang dilehernya ada empat arah tali ang mengikat. Yang satu menarik ke belakang, yang lain ke depan, ke samping kiri dan ke kanan. Betapa lumpuhnya kehidupan seperti ini.
Saudara-saudaraku, bukan berarti kita akan menyepelekan masa lalu, peristiwa-peristiwa masa lalu, kesedihan, kegagalan dll. Sehubungan dengan itu, jika TLGH telah digumuli, bahkan dibentuk sejak 1999 namun tetap saja gagal tumbuh. Hingga saat ini lebih dari 30 keluarga mengharapkan buah dari pohon TLG, namun apa daya pohonnya bukan saja tidak mau besar dan tinggi, tetapi berakar pun tidak. Bagaimana mau punya daun, berbunga dan berbuah? Sementara sekian banyak orang ingin mendapatkan manfaat pohon tersebut….. Nah, bagaimana dengan Pohon TLG yang baru saja ditanam kembali pada Tgl. 12 Pebr 2016 ? sudahkah mampu memberi buah untuk kesekian banyak orang yang mengharapkan buahnya? Yang pasti sejauh ini dan secepat ini pohon TLG yang baru saja ditanam ulang, belum berbuahkan apa-apa. Lalu bagaimana dan kapan??? Jolo mangula ma hita, tasuan, tajaga, tapaias, tatambortambori dungi denggan ma tubu jala marparbue. Parbuena i ma sitapuon ni angka na benget paimahon sogot.
Lalu bagaimana dengan sauadara-saudara kita, abang, kakak kita yang mengalami duka atau pensiun pada masa Pohon TLG yang tak berbuah??? Yahhh..tidak mungkin kita menebang pohonnya secepat ini, walau pun pohonnya kita tebang, tetap saja tak ada buah yang didaptkan. Sabar ma damang, dainang sai ro do hami pengurus mandapothon hamu, otik so sadia sipasahaton  ni pengurus; godang ma pinasuna, songon solidaritas ma i dohonon pasahaton tu hamuna.
Saudara-saudaraku,  saat ini kita sudah berada pada halaman yang baru, mari maju dengan semangat baru, menyatu dan bersatu menuju hal yang baru agar tidak seperti pengalaman yang lama, tinggal hanya kenangan. HORAS TLG.